Selasa, 30 Oktober 2012

KUNANG - KUNANG








Pernah lihat kunang kunang di malam hari, indah kan !!!!!
hewan ini merupakan salah satu hewan yang dapat mengeluarkan cahaya di malam hari.
aku sendiri sangat menyukai hewan yang satu ini, karna hewan ini lucu dan unik menurutku.
waktu aku kecil di sekitar rumahku banyak sekali kunang – kunang. Tapi sekarang entah pergi kemana. Gak ada satu pun kunang – kunang yang terbang di sekitar rumahku.

Saking senangnya aku dengan kunang – kunang hampir setiap hari sehabis mahgrib, aku berburu kunang – kunang di sekitar rumahku dan aku masukin kantong plastic.  setelah terkumpul cukup banyak aku lepasin kunang – kunang di dalam rumahku. Seperti itu kegiatanku setiap hari klo sudah lihat kunang – kunang.
rasanya tanganku gatal untuk segera menangkap kunang – kunang itu.

pada suatu hari waktu aku pulang membawa sekantung plastik kunang – kunang , ternyata di rumah sudah ada kakakku yang baru datang dari Surabaya. Kakakku memang kerja di Surabaya dan jarang sekali pulang. Tiba – tiba temannya kakakku teriak kuuuenceng banget waktu liat aku bawa kunang – kunang. Entah dia ketakutan atau jijik tapi yang jelas aku lanagsung di suruh buang semua kunang – kunang yang susah payah aku tangkap. Huuuuufttt…….!!!!!

dengan perasaan agak dongkol akhirnya aku lepasin juga kunang -  kunang itu. Zach karna kakakku yang nyuruh.
teman kakakku  itu   bilang padaku kalau kunang – kunang itu sebenarnya kukunya orang yang sudah meninngal , terang saja aku langsung ketakutan . 

Sejak saat itu aku tidak pernah lagi menangkap kunang – kunang , aku Cuma puas melihat kunang – kunang di balik pintu rumahku.
seiring berjalannya waktu aku sadar klo ternyata kunang – kunang sama sekali bukan jelmaan kukunya orang yang sudah mati. Betapa bodohnya aku dulu………
sekarang entah dimana aku bisa menemui kunang – kunang lagi . sepertinya sekarang hewan ini tergolong hewan langka yang perlu di lindungi xixixixixixixixixi……..^_^ 

Kunang-kunang termasuk dalam golongan Lampyridae yang merupakan familia dalam ordo kumbang Coleoptera. Ia berkerabat dengan kumbang kelapa atau kutu beras- hanya berbeda keluarga, kunang-kunang tergolong keluarga Lampyridae. Ada lebih dari 2000 spesies kunang-kunang , yang dapat ditemukan di daerah empat musim dan tropis di seluruh dunia. Dari 2000-an lebih jenis kunang-kunang, sebagian besar ditemukan hidup di daerah tropis termasuk Indonesia.

Kunang-kunang adalah sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan oleh "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 sampai 670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi sinar sampai 96%.

Akan tetapi, meskipun kunang-kunang menghasilkan cahaya hampir 20 kali lebih besar dari bola lampu, suhu kunang-kunang tidak naik karena cahaya mereka bersifat dingin. Kunang-kunang dapat mengendalikan sepenuhnya pencahayaan , ia dapat menghidupkan atau mematikan cahaya kapanpun ia mau. Sifat pancaran cahaya tersebut berbeda-beda sesuai keadaan , sehingga kedipan cahaya tertentu menandakan bahaya sedangkan kedipan lain merupakan upaya menarik perhatian lawan jenis.

Lalu apa yang membuat kunang – kunang  bersinar?
cahaya kunang - kunang merupakan hasil pencampuran oksigen, pigmen yang disebut luciferin, enzim luciferase, bahan kimia adenosine triphosphate (ATP) yang menyediakan sel energi.

Kristal asam urat yang terletak dalam sel diaktifkan untuk membuat cahaya dan bertindak sebagai lapisan reflektif dan cahaya dari badan serangga.

Luciferase adalah nama sebuah enzim yang bisa memendarkan cahaya. Produksi cahaya pada kunang-kunang merupakan reaksi kimia yang terjadi pada organ pemancar cahaya, seperti bagian bawah abdomen (perut). Pada bagian ini, enzim luciferase menggunakan luciferin sebagai substrat untuk merangsang pemancaran cahaya. Cahaya yang dihasilkan memiliki panjang gelombang antara 510 sampai 670 nanometer dengan warna pucat kekuningan sampai hijau kemerahan. 

Namun, pola kedip perut kunang-kunang itu masih tetap menjadi misteri karena ilmuwan tak yakin apakah pola itu dikendalikan oleh sel-sel saraf serangga atau suplai oksigen.

Banyak sepesies ini yang ditemukan di rawa atau hutan yang basah dimana tersedia banyak persediaan makanan untuk larvanya. Dan juga terdapat di tepi-tepi sungai maupun sepanjang sungai. Bila di desa, mungkin di daerah kebun atau biasa di sebut ‘tegalan’. Mungkin ada juga yang pernah menemukannya di areal pekuburan.

Nah, jika kalian melihat kunang-kunang yang sedang terbang, kunang-kunang tersebut pastilah berjenis kelamin jantan. Mengapa begitu? Ya, karena hanya kunang-kunang jantan yang memiliki sayap, sementara para betina melekat di dedaunan dan tanah.

Diketahui ada dua tipe ritual perkawinan kunang-kunang. Tipe pertama, kunang-kunang betina akan melepaskan cahaya yang menarik perhatian kunang-kunang jantan. Pada tipe ini, kunang-kunang betina merupakan pihak yang aktif mencari pasangan sedangkan yang jantan pasif.

Pada tipe kedua, ritual perkawinan diawali dengan kedipan-kedipan cahaya kunang-kunang jantan yang mengabarkan bahwa ia adalah perjaka atau duda kesepian yang tengah mencari kekasihnya yang kini entah dimana. Terbang kian kemari sambil berharap ada kunang-kunang betina yang sedang mejeng mencari jodoh.

Kedipan cahaya suatu jenis kunang-kunang memiliki warna, intensitas dan kekuatan yang khas sehingga hanya kunang-kunang jenis yang sama yang mampu mengartikulasikan makna kedipan cahaya tersebut. Kekhasan cahaya pada saat mencari pasangan ini pulalah yang digunakan oleh para ahli untuk membedakan berbagai jenis kunang-kunang.

Kunang-kunang betina jarang terbang mencari pasangan hidup, ia hanya menunggu di atas tanah atau rerumputan sambil berharap ada isyarat dari kunang-kunang jantan yang bakal menjadi tambatan hatinya. Ketika melihat cahaya kunang-kunang jantan, sang betina akan memberikan respon dengan pancaran cahaya yang mengisyaratkan bahwa ia telah mengenali signal sang jantan.

Selanjutnya pejantan terbang menuju betina dambaan hidupnya. Setelah dekat, kunang-kunang jantan mengeluarkan cahaya terang berkali-kali, mungkin untuk meyakinkan bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Demikian juga si betina akan mengeluarkan sinar terang yang menandakan siap bercumbu, pejantan akan mendekati betina dan kemudian mereka kawin.

Proses perkawinan terjadi dengan saling menyentuhkan kedua alat kelaminnya yang berada di ujung perut dan dilanjutkan dengan transfer paket sperma dari pejantan ke tubuh betina. Paket sperma akan disimpan di dalam abdomen betina sampai ia siap bertelur. Proses perkawinan dapat berlanjut sepanjang malam, dan pada saat itu kunang-kunang tidak mengeluarkan cahaya.

Setelah proses perkawinan, betina langsung memakan sang kekasihnya yang telah membuahi sel telurnya. Serangga jenis tertentu juga ada yang mempunyai kebiasaan seperti ini seperti Black widow, dll. Dengan memakan lawan jenisnya , maka sang betina mendapatkan tambahan protein untuk membesarkan sel telur yang ada dalam tubuhnya.

Kunang-kunang bertelur pada saat hari gelap, telur-telurnya yang berjumlah antara 100 dan 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan. Pekuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu merupakan lokasi ideal perteluran kunang-kunang.

Setelah sekitar 30 hari, muncul larva kunang-kunang menyerupai cacing memancarkan cahaya, bentuknya pipih dengan kepala kecil dan rahang kuat. Fungsi cahaya pada larva hanya untuk memperingatkan pemangsa agar tidak mencoba mengganggunya. Aktivitas utama larva adalah makan makanan yang berupa cacing tanah, siput kecil atau serangga kecil lain.Masa larva merupakan masa paling lama yaitu sekitar1-2 tahun sebelum menjadi kepom-pong. Hanya sebagian kecil dari telur kunang-kunang menetas menjadi larva dan hanya sedikit larva yang sukses menjadi kepompong. Beberapa pemangsa memangsa telur maupun kunang-kunang junior.

Sebelum menjadi kepompong larva akan membuat liang di dalam tanah. Selanjutnya ia akan masuk dan melingkarkan tubuhnya di dalam liang. Mulutnya akan mengeluarkan lendir lengket yang ditempelkan di dinding liang. Setelah sebulan larva beristirahat dalam bilik, ia menanggalkan kulit untuk terakhir kali dan memasuki masa kepompong. Kepompong pada mulanya berwarna kuning pucat dan perlahan-lahan menjadi gelap, masa kepompong berlangsung sekitar 10 hari.

Kunang-kunang dewasa keluar dari kepompong dengan tubuh pucat yang akhirnya berkembang menjadi lebih gelap. Kedua pasang sayap direntangkan agar mengembang dan kering. Kunang-kunang dewasa ini tinggal di dalam bilik selama beberapa hari sampai kedua sayap depannya benar-benar keras dan membentuk elitera, perisai yang melindungi kedua sayap belakangnya yang lunak.

Kunang-kunang dewasa hidup selama 2 - 3 minggu, untuk melakukan perkawinan. Selama itu aktivitas makan kunang-kunang sangat beragam, beberapa jenis hanya mengisap cairan tumbuhan sementara jenis lainnya meneruskan kebiasaan makan seperti ketika masih larva, sebagai pemakan serangga lain atau siput-siputan kecil.